Bagian yang paling sulit dari proses penilaian kinerja karyawan adalah bagaimana kita mengukur kinerja karyawan secara akurat dan obyektif. Mengukur kinerja karyawan ini meliputi evaluasi terhadap penyelesaian tugas utama dan prestasi karyawan selama periode waktu tertentu yang diukur dari target yang telah ditentukan pada awal periode.
Pengukuran ini juga mencakup kualitas prestasi (apakah telah sesuai standar yang yang diinginkan), biaya yang dikeluarkan (operasional pendukung kegiatan), dan waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan tugasnya.
Mengukur kinerja karyawan adalah merupakan dasar dari proses penilaian kinerja dan manajemen secara keseluruhan. Pengukuran kinerja yang akurat dan efisien tidak hanya dalam bentuk tinjauan kinerja, tetapi juga memberikan kesempatan untuk menilai dan mengukur potensi karyawan.
Dalam rangka mengukur kinerja karyawan, bentuk input yang berbeda dapat kita gunakan untuk mendapatkan masukan dari berbagai sumber seperti rekan, pelanggan, vendor dan karyawan itu sendiri. Semua perspektif yang diterima harus dikombinasikan dengan cara yang tepat untuk mendapatkan gambaran lengkap kinerja karyawan secara keseluruhan. Hal lain yang juga dapat dilakukan oleh atasan adalah dengan melakukan observasi menggunakan pihak independen.
Berikut beberapa tips untuk mengukur kinerja karyawan:
- Mendefinisikan secara jelas mengenai peran, tugas, dan tanggung jawab mereka.
- Tekankan kepada mereka tentang hasil atau target yang harus dicapai oleh perusahaan.
- Fokuskan pada prestasi dan hasil bukan pada aktivitas.
- Buatlah database yang mencatat keterampilan, pengetahuan, kompetensi, dan perilaku karyawan yang telah membantu perusahaan dalam mencapai tujuan.
- Kumpulkan dan olah data masukan tentang kinerja karyawan dari berbagai sumber, termasuk hasil observasi pihak independen.
- Melakukan pengukuran dan mempertimbangkan faktor finansial seperti laba atas investasi, pangsa pasar, termasuk di dalamnya laba yang dihasilkan oleh kinerja tim.
Mengukur kinerja karyawan dengan hanya berdasarkan pada satu atau beberapa perspektif saja dapat memberikan hasil yang tidak akurat, bahkan akan memunculkan kesan buruk pada karyawan serta perusahaan. Sebagai contoh: Dengan mengukur kinerja karyawan hanya dari perspektif internal, beberapa tim mungkin telah dinilai 'luar biasa', walaupun banyak pelanggan yang mengeluhkan standar layanan mereka. Oleh karena itu, disinilah pentingnya sebuah penilaian yang seimbang (umumnya dikenal sebagai balanced scorecard) dari berbagai perspektif. Dalam hal ini kita bisa memanfaatkan program mystery shopping dari pihak independen dengan biaya yang kompetitif.
0 komentar